Jenis dan Ciri-ciri ikan laut
1. Ikan layang
Layang adalah nama sejenis ikan yang termasuk marga Decapterus, suku
Carangidae. Ikan-ikan berukuran kecil hingga
sedang ini merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, dipasarkan dalam keadaan
segar atau diolah sebagai ikan pindang, ikan asin, dan lain-lain.
Tingkah
Laku Ikan layang (Decapterus spp)
Tingkah Laku Terhadap Cahaya
Ikan layang (Decapterus spp) mempunyai
tingkah laku fototaksis positif dimana ikan akan selalu mendekati cahaya ketika
malam hari. Pada umumnya ikan pelagis akan muncul ke lapisan permukaan sebelum
matahari terbenam dan biasanya ikan-ikan tersebut akan membentuk kelompok.
Sesudah matahari terbenam, ikan-ikan tersebut menyebar ke dalam kolom air dan
mencari lapisan yang lebih dalam.
Tingkah
Laku Terhadap Arus
Ikan layang
meskipun aktif berenang, namun terkadang tidak aktif pada saat membentuk
gerombolan di suatu daerah yang sempit atau disekitar benda-benda terapung.
Oleh karena itu nelayan payang dan purse seine di Jawa memasang rumpon dalam
aktivitas penangkapan mereka. Menurut Sumarto dalam Prihatini
(2006) sifat menggerombol ikan menentang arus. Sifat menggerombol ikan
layang tidak terbatas dengan ikan sejenisnya, bahkan kerap kali bergabung
dengan jenis lainnya, seperti bawal (Stromateus sp) , Selar (Caranx sp)
, ikan Tembang (Sardinella sp) dan lain-lainnya.
Habitat
Ikan layang (Decapterus
kurroides) merupakan spesies ikan layang yang berada di daerah dasar
perairan. Penyebaran ikan layang ini sangat menyebar di daerah perairan
Indonesia, yaitu dari Pulau Seribu, P. bawean, P. Masalembo, Selat Makassar,
Selat Karimata, Selat Malaka, Laut Flores, Arafuru, Selat Bali, dan Perairan
Selatan Pulau Jawa. Decapterus kurroides termasuk jenis ikan
layang yang agak langka yang terdapat di perairan Palabuhanratu, Labuhan, Muncar,
Bali dan Aceh. Jenis ikan layang yang banyak di perairan Cisolok adalah jenis
layang Decapterus Kurroides dan masyarakat sekitar perairan
Cisolok menyebutnya ikan selayang.
Penyebaran ikan
layang (Decapterus kurroides) di Indonesia terdapat di perairan Pasifik
barat Indonesia, perairan Afrika Timur sampai Filiphina, perairan utara sampai
selatan Jepang, perairan selatan sampai barat Australia (Bleeker, 1855 dalam Dahlan,
2012).
Lingkungan ikan
layang (Decapterus kurroides) cukup berbeda dengan jenis genus Decapteruslainnya,
ikan ini berada di kedalaman 100-300 m, dan biasanya berada di kedalaman
150-300 m, dan biasa berinteraksi di karang (Saanin, 1984 dalam Dahlan,
2012).
Sebaran
Ikan layang
tersebar di seluruh dunia. Ikan layang tersebar dengan mendiami daerah-daerah
tropis dan subtropis di Lautan Indo-pasifik dan Lautan Atlantik. Jenis ikan
layang sangat beragam, setiap jenisnya memiliki daerah sebaran yang berbeda.
Jenis ikan layang Decapterus
russeli memiliki daerah sebaran yang paling luas diantara jenis layang
yang lainnya. Ikan layang jenis Decapterus kurroides ini
hampir tertangkap di seluruh daerah perairan Indonesia, dan sangat dominan di
perairan Jawa, mulai dari Pulau Masa Lembu, Pulau Bawean, dan juga seluruh
daerah Kepulauan Seribu. Jenis ikan layang lainnya yaitu Decapterus
layang tersebar di perairan-perairan dangkal dan untuk jenis Decapterus
macrosoma tersebar di laut Jaluk. Berdasarkan data penangkapan di
Indonesia, ikan layang jenis Decapterus layang tertangkap di
Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Madura dan perairan laut dangkal lainnya di
Indonesia, sedangkan jenis Decapterus macrosoma tertangkap
oleh nelayan-nelayan di Laut Jeluk seperti Pulau Banda, Ambon, Sangihe, dan
Selat Bali. Decapterus kurroides tergolong jenis ikan layang
yang langka yang hanya tersebar di tiga daerah di Indonesia, yaitu di perairan
Labuhan, perairan Selat Bali, dan juga di perairan Palabuhanratu, Jawa Barat,
dalam jumlah besar pada musim-musim tertentu (Djamali, 1979 dalam Dahlan,
2012).
Sebaran ikan
layang (Decapterus kurroides) sangat berkaitan erat dengan makanan ikan
tersebut. Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan, dan sebaran ikan
layang. Kebiasaan akan ikan layang dapat diketahui dengan melihat habitat ikan
layang. Ikan layang merupakan pemakan plankton hewani, benthos, dan ikan-ikan
kecil.
Musim dan daerah penangkapan
Musim penangkapan
ikan layang tergantung dari pola migrasinya. Pola migrasi ikan layang adalah
musiman, karena kebiasaan hidupnya sangat peka terhadap salinitas rendah, juga
ikan layang melakukan migrasi setiap hari yaitu migrasi harian. Migrasi ikan
layang, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu yang secara tidak
langsung jenis pakannya itu dipengaruhi oleh- intensitas cahaya matahari. Ikan
layang tinggal di lautan luas atau juga tersebar di perairan teluk. Puncak
produksi ikan layang di perairan Jawa terjadi dua kali dalam setahun yang
kurang lebih jatuh pada bulan Januari-Maret dan Juli-September(Prihatini,
2006).Puncak musim ini dapat berubah maju dan mundur sesuai dengan perubahan
musim. Nelayan di perairan timur Pulau Seribu menangkap ikan layang pada akhir
Juni sampai awal Juli yang memiliki ukuran kecil. Pada pekan-pekan berikutnya
ikan layang tumbuh menjadi besar hingga mencapai ukuran 15 cm dan produksinya
pun meningkat.
Ikan layang hidup di perairan lepas pantai, dan ikan
ini biasa memakan plankton-plankton kecil. Decapterus kurroides memiliki
ciri morfologi sebagai berikut, dua sirip punggung (dorsal), dorsal 1
memiliki 8 jari-jari keras dan dorsal 2 memiliki 1 jari-jari
keras dan 28-29 jari-jari lemah. Sirip dubur (anal) memiliki 3 jari-jari
keras dan 22-25 jari-jari lemah. 5 Tubuhnya memiliki warna hijau kebiruan di
daerah atas dan keperakan di daerah bawah, operculum memiliki
bintik-bintik hitam kecil. Insang dilindungi oleh membran halus.
Decapterus russelli di Indonesia disebut juga dengan Benggol, Kerok, dan
Layang. Ikan ini memiliki bentuk badan memanjang dan sedikit gepeng.
Ciri lain adalah dibelakang sirip
pinggung kedua dan sirip dubur terdapat 1 jari-jari sirip tambahan (finlet).
Tubuhnya berwarna biru kehijauan, hijau pupus pada bagian atas, dan putih perak
pada bagian bawah. Siripnya berwarna abu kekuningan. Ikan ini memiliki satu
totol hitam pada tepian atas penutup ingsang. Decapterus macrosoma disebut juga benggol deles, layang lidi, dan luncu. Ikan jenis ini
memiliki bentuk badan memanjang sperti cerutu dengan panjang mencapai 40cm.
Tubuhnya berwarna biru kehijauan bagian atas, dan putih perak bagian bawah.
Sirip-siripnya kuning pucat dan juga memiliki satu totol hitam pada bagian atas
penutup ingsang.
1. Ikan
layang
)
2. Ikan layang
(Decapterus kurroides) (Decapterus
russeli)
3. Ikan
layang 4. Ikan layang
(Decapterus
macrosoma) (Decapterus
lajang)
6. Ikan
layang
5. Ikan layang
(Decapterus kurroides) (Decapterus
kurroides)
2. Ikan Kembung
Ikan kembung adalah nama sekelompok ikan laut yang tergolong ke dalam margaRastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat
dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare,
di Makassar disebut banyar atau banyara.
Dari sini didapat sebutan kembung
banjar.
Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai
komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih
tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering digunakan sebagai umpan
hidup untuk memancing cakalang.
Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6
dibandingkan dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap,
biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di
dekat pangkal sirip punggung; sisik ventral keperakan
Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan
seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet).
Jumlah finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas
ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor. Di depan dan
belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose).
3.
Ikan pari
Ikan pari atau ikan peh adalah jenis ikan laut yang memiliki 560
spesies dan tergolong dalam 13 famili.
Kebanyakan ikan pari memiliki
satu atau lebih sengatan berduri (dimodifikasi dari dentikel kulit) pada ekor,
yang digunakan secara eksklusif untuk membela diri. Stinger dapat mencapai
panjang sekitar 35 cm, dan bagian bawahnya memiliki dua taring seperti alur
dengan kelenjar racun. stinger ditutupi dengan lapisan tipis kulit selubung yg
menutupi-
di mana racun terkonsentrasi. beberapa
anggota tidak memiliki sengatan.
Ikan pari yang umum di perairan laut pesisir tropis dan subtropis di seluruh
dunia, dan juga termasuk spesies yang ditemukan di lautan beriklim lebih
hangat, seperti Dasyatis thetidis, dan yang ditemukan di laut dalam, seperti
Plesiobatis daviesi. Ubur-ubur sungai, dan sejumlah ikan pari whiptail (seperti
ikan pari Niger). Kebanyakan myliobatoids yang demersal (di sebelah zona
terendah), tetapi beberapa, seperti ikan pari pelagis dan pari elang.
Karakteristik
(Prilaku)
Sementara sebagian besar ikan pari relatif banyak jumlah populasinya dan saat
ini tidak terancam punah, untuk beberapa spesies (misalnya Taeniura meyeni, D.
colarensis, D. garouaensis, dan D. laosensis), status konservasi yang lebih
bermasalah, yang menyebabkan mereka yang terdaftar sebagai rentan atau terancam
punah oleh IUCN.
Status beberapa spesies lain yang kurang dikenal, yang menyebabkan mereka yang
terdaftar sebagai Data Kurang. Badan rata ikan pari memungkinkan mereka untuk
secara efektif menyembunyikan diri di lingkungan mereka. melakukan hal ini
dengan mengaduk pasir dan bersembunyi di bawahnya.
Karena
mata mereka berada di atas tubuh mereka dan mulut mereka pada sisi bawah, ikan
pari tidak bisa melihat mangsanya; sebagai gantinya, mereka menggunakan bau dan
electroreceptors (disembut ampullae dari Lorenzini) mirip dengan hiu. ikan pari
memakan terutama moluska, krustasea, dan kadang-kadang juga ikan kecil.
Beberapa mulut ikan pari 'mengandung dua gigi taring yang kuat.
Biologi
Ikan Pari adalah ovoviviparous, bantalan muda
hidup dalam "dasar laut" dari lima sampai 13. Betina memegang embrio
dalam rahim tanpa plasenta. Sebaliknya, embrio menyerap nutrisi dari kantung
kuning telur, dan setelah kantung habis, induk menyediakan Makanan dalam
arahimnya.
4. Ikan Kuniran
Ikan
kuniran merupakan
salah satu jenis ikan dengan nilai ekonomis rendah yang memiliki komponen gizi
protein yang tinggi, namun tetapi pemanfaatannya belum optimal. Ikan Kuniran
memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut: panjang rata-rata 20-22 cm, memiliki
ekor dan sebuah garis kuning horisontal sepanjang tubuhnya, serta memiliki
sungut dibagian dagu untuk mencari makan di dalam pasir, hidup di daerah
beriklim tropis / subtropis dan mendiami pantai yang sedikit berlumpur dengan
kedalaman 100 m. Protein ikan terdiri atas protein miofibril, protein
sarkoplasma, dan protein stroma.
Ikan kuniran merupakan jenis ikan yang memiliki bentuk memanjang
sedang, pipih samping dengan penampang melintang.
DISUSUN OLEH :
1. IDHA ISTYANA
2. LONDA ALDONA
3. NUR AYUNDA OKTA VIONA
4. PUTRI LESTARI
Tugas sekolah SMP N2
CANDIPURO
TAHUN AJARAN 2015/2016