Ini karya dari seorang penyiar radio.. Si oktia..
Dan karyanya ini terinspirasi dari lagu grup band Nidji..
Saya Teguh, ya.. Itulah nama saya Teguh.. Saya 3 bersaudara, memiliki Ibunda yang saat ini sedang sakit-sakitan.. Dan Ayah saya hanya bekerja jika ada suruhan untuk membersihkan kebun milik orang. Saya anak ke-dua dari 3 bersaudara. Kakak saya bernama "Syam" yang merantau di Surabaya berjualan pakaian. Saya berniat menyusul kakak saya untuk membantu dia bekerja dan sekaligus membantu ayah dan ibu dirumah dg niat memberi hasil jerih payah ku..
Saya berangkat dari kediaman hanya membawa uang pas-pasan ketika itu saya sendirian.. Saya berangkat dari Padang menuju Surabaya dengan menaiki Bus..
Sesampai tibanya kapal di Pelabuhan Merak, saya tidak tahu arah mana dan kendaraan apa yang harus membawaku dari pelabuhan ini.. Dan sayapun menaiki bus setelah diberitahu oleh kenek bus.. Bahwa bus yang ditawarkannya jurusan Surabaya.. Tak lama kemudian bus terhenti di daerah Pandeglang, saya pun.. Tersentak "apakah saya sudah sampai Surabaya?"
Lalu penumpang yang tidak jauh duduk dari keberadaan saya berkata "ini bukan Surabaya Dek.. Tetapi Pandeglang!". Saat itu sayapun turun dari kendaraan yang saya tumpangi dengan langkah bingung.. Entah kemana tujuan yang harus lagi ku tanyai.. Dengan keadaan perut yang terus berbunyi.. begitu laparlah saat ini dimana bunyi-bunyi terus tertahan, tetapi uangpun sudah habis.
Saya berhenti berjalan saat menyusuri perjalanan yang aku tak tahu arahnya.. Lelah begitulah keadaanku.. Tersentak pada tatapan didepanku, ada orang-orang dengan gendongan diatasnya yg terisi pasir.. Sambil bergumam.. Benar! ini pekerjaan untuk meneruskan perjalananku menuju Surabaya..
Terlihat jelas raut wajah para penambang pasir dikali itu begitu lelah, tetapi setelah itu terlihat mandor memberi uang kepada pekerja.. Dalam hati "ingin ku dapat uang, yg terpenting halal dan tujuanku kelak tercapai".
Saya tertarik untuk bergabung atas pekerjaan ini.. Dengan sedikit perkataan kepada mandor dengan kejujuran demi perjalananku, sayapun dibolehkannya bekerja.. Dengan arus kali (sungai) yang deras ini, pekerjaan terasa berat dan apalagi belum terbiasa.. Pundak lecet tambah lagi lapar begitu tertahan.. Dan kram kaki saya..
Singkatnya..
Dua hari saya bekerja, saya mendapat kabar dari televisi bahwa dikampung Padang.. Mengalami gempa dan keluarga saya di kampung meninggal semua.. Saya pun tak biaa menahan tetesan air mata, tertegun menangisi keadaan ini, bagaimana memberitahu kakak Syam yang berada di Surabaya.. Semangat hidupku pudar, seakan keadaan ini begitu menelantarkanku dari kehidupan dibumi ini.. Sesal dalam hati.
Harapan satu-satunya ialah kakak Syam.. Saya memutuskan esok pagi berangkat ke Surabaya, dengan harapan dan tekad untuk bertemu kakak Syam.
Malam berganti.. Kini saatnya aku bergegas dari kekecewaan ini, sesampainya di Surabaya saya mencari alamat kak Syam.. Setelah bertemu dengan karyawan toko tempat kak Syam bekerja, pegawai mengatakan bahwa kak Syam sedang keluar membawa mobil mengantar orderan baju ke kampung sebelah.
Sayapun menunggu dengan rasa tidak sabar bertemu dg kak Syam, petugas toko pun mengabari kak Syam bahwa ada adiknya dari kampung menunggu di toko dan kak Syam pun bergegas pulang lebih cepat.
Setelah beberapa waktu menunggu, terdengar gemuruh didepan toko tsb.
Sayapun berlari keluar melihat ada keributan apa diluar.. Ternyata ada mobil Kijang berwarna kehijauan menabrak mobil yg sedang berjalan kencang.. kendaraan tersebut ternyata kendaraan yg dikendarai kak Syam.. Dan terjadi kecelakaan yg menewaskan kak Syam. "BerTambah lagi kesedihanku ya Tuhaan"
Ya Allah.. Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini.. Orang tua, adik, kakak semuanya pergi meninggalkan saya sendiri.
Jenazah kak Syam pun dibawa pulang ke kampung halaman untuk dimakamkan.
Suasana kampung sangatlah berbeda setelah rumah yang dahulunya tempat berkumpul kami bersama, kini sudah rata terkubur bersama kenangan.
"Saya tidak punya lagi penyemangat di dunia ini, rasanya aku ingin mati saja menyusul keluargaku di Surga sana.."
Air mata terasa habis terkuras ketika mengangkat jenazah kak Syam, apalagi saat memapahnya ke liang kubur.
Kini kehidupanku mulai akan aku bangkitkan dengan keyakinan diriku.. Aku buka lembaran baru dengan apa-apa yg harus terpendam sendiri.. Sedih bukan lagi yg harus terus aku jalani.. Meski tiada tempat bercerita dan mengadu.. Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik.. Teguh sayang kalian semua.. Teguh yakin kalian semua sudah berkumpul dan bahagia bersama di Surga sana.. Teguh berdo'a untuk kalian yg sangat teguh Rindukan.. "Ku mohon untuk tetap tinggal, jangan pergi lagi"
I will be nice, to take you home..
I will be nice, to kiss you..
Semoga bermanfaat.. :)